Foto : Gambar Ilustrasi dugaan Oknum Guru lakukan pemerasan
MBD - Globaltimur.com - Yoan Bakker (YB), 45, oknum guru Sekolah Dasar Negeri 1 Wonreli di Kisar, Kecamatan Pulau-pulau Terselatan, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, bukan tipikal tenaga pendidik yang bermoral dan taat hukum.
Sebagaimana diketahui lantaran membawa masuk selingkuhannya berinisial JM alias Jimmy di kamar pribadinya lalu diduga berhubungan badan layaknya suami dan isteri sah di kala kedua anaknya lagi tertidur pulas, YB akhirnya digugat mantan suaminya DJ ke pengadilan.
Putusan pengadilan mengabulkan gugatan DJ selaku Penggugat dan menyatakan hak asuh kedua anak masing-masing Victorio Yehuda dan Gus Yupetri jatuh ke tangan Penggugat in casu DJ, mantan suami YB. Namun, YB memberontak dan ingin melawan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsdezaak).
YB tetap bersikeras untuk menahan kedua anak tersebut dan diduga menjadikan kedua anaknya sebagai objek pemerasan terhadap mantan suaminya DJ.
Untuk memuluskan niat liarnya kawin baru diduga YB membawa anak sulungnya Victoria Yehuda sedangkan anak angkat bungsunya Gus Yupetri diserahkan ke anak YB sebelum menikah dengan DJ, yakni M.Maxi Romroman (MMR) yang beralamat tinggal di Masohi, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.
Informasi yang diperoleh media siber ini di Kepolisian Resort Maluku Tengah di Masohi, Jumat (21/6/2024) menyebutkan YB mengancam mantan suaminya DJ jika ingin mengasuh kedua anak mereka.
Jika ingin mengambil kedua anak tersebut maka DJ harus menyerahkan Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) ke YB. Informasi lain mengungkapkan seluruh biaya atau nafkah yang ditransfer DJ ke rekening YB diserahkan ke anak pertama YB sebelum menikah dengan DJ yakni MMR.
Biaya-biaya yang dikirimkan DJ diduga digunakan anak YB atau MMR untuk membeli frezer, bayar uang kost dan kebutuhan lain selama di Masohi.
Karena itu, YB dan MMR sengaja bersandiwara di depan petugas Polres Maluku Tengah untuk tetap tidak ingin menyerahkan hak asuh anak ke DJ.
Sayangnya ketika dikonfirmasi YB, oknum guru yang "brengsek" ini diduga sengaja menonaktifkan nomor ponselnya.
Kepala SDN 1 Wonreli Maria Rainuny yang dikonfirmasi media siber ini enggan menegaskan sikapnya selaku pimpinan terhadap persoalan yang tengah membekap salah satu staf gurunya tersebut.
"Saya menghargai profesi saudara selaku wartawan, namun saya tidak memberikan respons apapun terkait persoalan ini karena persoalan ini terjadi sebelum yang bersangkutan (YB) tugas di SDN 1 Wonreli," tegas Rainuny.
Rainuny hanya menyesalkan mengapa sampai institusi pendidikan yang saat ini dipimpinnya itu dikaitkan dengan persoalan oknum guru tak beretika ini.
"Yang saya sesalkan selaku pimpinan sekolah adalah karena SDN 1 Wonreli citranya tercoreng akibat pemberitaan ini.
Perlu diketahui kalau yang bersangkutan (YB) baru saja mutasi dari SDN Lurang ke Kisar, Terima kasih," tutup Rainuny. (Tim RM)