Acara ini juga dihadiri oleh Forkopcap Leitimur Selatan, Pimpinan OPD lingkup Pemkot Ambon, Raja Negeri Leawari, dan Kepala Sekolah SDN Leawari.
Dalam sambutannya, Bodewin Wattimena menyampaikan bahwa pemerintah mengakui keberadaan kesatuan masyarakat adat di negara ini. Oleh karena itu, setiap Negeri adat diberikan kebebasan dan keleluasaan untuk terus hidup sesuai dengan kearifan lokal yang dimiliki.
Bodewin menjelaskan bahwa ritual cuci negeri sering dilakukan di Ambon, seperti yang pernah dilakukan di Negeri Soya, Negeri Leawari, dan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat adat sangat menghargai nilai-nilai yang ditinggalkan oleh para leluhur dari Negeri-negeri adat tersebut.
"Pemerintah kota mendukung penuh kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Negeri-negeri adat," ujar Bodewin.
Bodewin berharap ritual-ritual adat seperti ini tetap dijaga dan dilestarikan agar terus berkembang. Pada akhirnya, ritual-ritual ini dapat menjadi daya tarik pariwisata yang dapat dikembangkan atau dipromosikan ke dunia luar. Ia memberikan contoh Bali, di mana ritual-ritual keagamaan dan adat istiadat selalu dijaga dan dipelihara, sehingga memberikan nilai tambah bagi pengembangan pariwisata di sana.
Di akhir sambutannya, Bodewin mengucapkan selamat dan sukses kepada Raja Negeri Leawari, badan Saniri Negeri, serta tokoh-tokoh adat atas penyelenggaraan ritual cuci Negeri yang telah dilaksanakan. Ia berharap bahwa kegiatan ini dapat menjadi ungkapan syukur kepada Sang Pencipta dan penghormatan kepada para leluhur yang telah meninggalkan warisan positif bagi Negeri Leawari. Semoga hal ini dapat mempererat persatuan dan kesatuan antar sesama anak Negeri dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya yang dimiliki, serta mengembangkannya ke depan. (DLN)
