Foto : Pemuda Desa Nuruwe Sukseskan sumpah adat di lahan sengketa dengan cakalele Titapu |
SBB - Globaltimur.com - Adanya sengketa lahan seluas kurang lebih 300 hektar yang ada di lokasi Nusa Batai, Desa Nuruwe, yang menjadi opjek sengketa dengan Desa Waesamu karena sama - sama mengkleim hak milik, berujung sumpah adat.
Lahan tersebut menjadi lahan yang di gunakan pihak perusahan PT. SIM guna mengelolah pisang Abaka, yang akhirnya terjadi gejolak perbedaan pendapat yang berujung konflik antara Desa Nuruwe dan Desa Waesamu baru - baru ini.
Menyukseskan kegiatan sumpah adat antara Desa Nuruwe dan Desa Waesamu yang akan di gelar pagi jelang siang ini di lokasi opjek sengketa lahan Nusa Batai tersebut, pemuda Desa Nuruwe mempersiapkan diri menyukseskan sumpah adat dengan tarian Cakalele Titapu.
Cakalele ini di pimpin lansung oleh Kapitan Mesak Lemosol, di dampingi dua pemuda sebagai kapitan cakalele Igen Rumahsoal dan Robert Rumahsoal, dengan personel cakalele sebanyak 9 orang dan tiga peniup tahuri Tomas Lemosol, Nadap Lumuly, Yopi Akolo.
Tarian cakalele dari pemuda Nuruwe ini akan mendorong dan memperlancar proses pelaksanaan kegiatan sumpah adat di lokasi opjek sengketa lahan yang akan di gelar Pemerintah Desa Nuruwe siang ini.
Dengan mengenakan celana adat berwarnah merah, berikat kepalakan berangerah, berikat lengan warnah merah, dan mewarnai badan dengan hiasan hitam bergaris, menunjukan kesakrallan adat istiadat budaya cakalele Desa Nuruwe yang menunjukan budaya Seram Bagian Barat. (V374)