Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

SELAMAT DATANG DI MEDIA ONLINE GLOBAL TIMUR NEWS

Iklan

SELAMAT DATANG DI MEDIA ONLINE GLOBAL TIMUR NEWS

Melalui MBKM Mandiri, Perguruan Tinggi Jadi Kontributor

Selasa, 30 Juli 2024 | 16:44 WIT Last Updated 2024-07-30T07:44:53Z

Foto : kegiatan dialok interaksi antara fakultas dan sektor bisnis

Ambon
Globaltimur.com - Kalangan perguruan tinggi, dunia bisnis, dan pemerintah di Provinsi Maluku dan Maluku Utara berkomitmen untuk berkontribusi dan berkolaborasi menyelesaikan persoalan setempat sekaligus membantu pemerintah mencapai sasaran-sasaran pembangunan, khususnya sasaran jangka menengah (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah - RPJMD).


Kesepakatan itu diambil dalam dialog antara ketiga pihak tersebut di Universitas Kristen Indonesia Maluku di Ambon, Selasa 30 Juli 2024. Dalam dialog itu hadir 25 perwakilan dari 15 perguruan tinggi, dan 16 perwakilan mitra, yakni dari sektor pemerintahan dan sektor bisnis. 


Dari sektor bisnis hadir perwakilan dari Bank BRI, PT. Midi Utama Indonesia Tbk, PT. Antam TBK, PT. Amati Karya Indonesia, sedangkan dari sektor publik hadir BNN Provinsi Maluku, BPJS Kesehatan, Dinas Perpustakaan dan Dinas Pariwisata Provinsi Maluku.


Dialog multipihak itu diselenggarakan oleh Pelaksana Pusat Kampus Merdeka (PPKM) bekerja sama dengan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XII, agar para pihak membangun kolaborasi untuk menjalankan kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) secara mandiri.


Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah inovasi sistem pendidikan tinggi yang diluncurkan oleh Kemdikbudristek, dengan tujuan agar perguruan tinggi menghasilkan lulusan yang lebih relevan dengan kebutuhan lingkungan dan zaman.


Dalam kebijakan itu mahasiswa diberi hak untuk belajar di luar prodi sampai dengan tiga semester.


Hak tersebut diberikan agar mahasiswa berkesempatan mempelajari keterampilan dan perilaku yang dibutuhkan dalam kehidupan setelah kuliah.


Kalangan perguruan tinggi, dibantu oleh LLDikti, didorong untuk menjalankan MBKM untuk membuka kesempatan seluas-luasnya kepada mahasiswa.


MBKM dijalankan dalam dua pola, yakni MBKM Flagship yang dijalankan oleh Kemdikbudristek dan MBKM Mandiri yang dijalankan oleh perguruan tinggi bersama mitra. 


Dalam rangka itu, Kampus Merdeka Mandiri (KMM), satu bidang di bawah PPKM, mendorong MBKM bukan hanya sebagai kegiatan belajar di luar kampus, melainkan juga mengaitkannya dengan tridharma perguruan tinggi, khususnya pengabdian masyarakat.


Dalam dialog multipihak hari ini, dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari enam atau tujuh orang, peserta berdialog merancang kegiatan kemahasiswaan yang didukung oleh semua pihak. 


Para peserta memusatkan perhatian pada persoalan - persoalan spesifik yang ada di Maluku dan Maluku Utara, Di akhir acara dilahirkan delapan rencana kegiatan yang akan dijalankan bersama sebagai kegiatan MBKM. 


Artinya, kegiatan tersebut akan dijalankan oleh mahasiswa peserta program MBKM, dan didukung oleh para mitra.


Pendek kata, setiap kelompok melahirkan sebuah kegiatan MBKM yang di satu sisi menjawab kebutuhan masyarakat sasaran, dan di sisi lain membantu pemerintah membangun daerah, sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).


Kepala LLDikti Wilayah XII Jan Lekatompessy mengatakan bahwa perguruan tinggi di wilayahnya, Provinsi Maluku dan Maluku Utara, menghadapi tantangan terutama dari sisi geografis, yang kemudian memunculkan banyak persoalan ikutan yang lain.


“Maluku dan Maluku Utara adalah wilayah kepulauan, Transportasi lautnya lama dan sangat tergantung cuaca, sedangkan transportasi udara mahal dan jarang.


Akibatnya koordinasi dan kolaborasi lebih mudah dikatakan daripada dilakukan” kata Jan.


Dalam kondisi yang tidak menguntungkan itu, menurut Jan, perguruan tinggi mesti mengambil peran untuk berkontribusi sekaligus untuk meningkatkan kapasitas para mahasiswanya. 


“Berkontribusi memberikan solusi sekaligus belajar sangat mungkin dilakukan, terutama dalam kolaborasi dengan pihak-pihak lain seperti dunia usaha, dunia industri, dan sektor pemerintahan,” kata Jan.


Sementara itu Wakil Ketua Pelaksana Pusat Kampus Merdeka (PPKM) Amirmahmud Saatari mengatakan MBKM memang penting bagi perkembangan mahasiswa dan dosen. 


Tapi lebih dari itu MBKM adalah peluang kolaborasi untuk membangun Maluku dan Maluku Utara,  Peluang itu muncul karena dalam MBKM bertemu para pihak yang masing-masing memiliki modalitas untuk pembangunan.


Perguruan tinggi memiliki sumberdaya pengetahuan sekaligus juga sumberdaya manusia, sementara para mitra dapat mendukung dengan pengetahuan praktis yang berasal dari pengalaman dalam sejarah yang panjang.


“MBKM adalah kendaraan untuk mobilitas vertikal,” kata Amir. Ia menambahkan, MBKM bisa mengakselerasi kemampuan mahasiswa, meningkatkan kualitas perguruan tinggi, menyelesaikan persoalan sosial, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.


“Jadi kurang tepat kalau kita mengatakan bahwa MBKM ini hanya urusan tentang mahasiswa. 


MBKM menempatkan mahasiswa sebagai aktor solusi sosial dan pembangunan, sekaligus agregator kolaborasi antara para pemangku kepentingan di setiap wilayah,” Amir menambahkan.


Niki Prastomo, manajer Kampus Merdeka Mandiri (KMM), mengatakan bahwa dialog multipihak ini penting dilakukan untuk mendapatkan perspektif yang lengkap dalam melihat satu persoalan, sehingga solusi yang dihasilkan juga akan komprehensif, Menurut Niki, KMM terus mempromosikan MSD sebagai cara untuk mendesain kegiatan MBKM. 


“Salah satu visinya adalah bahwa karena ini persoalan bersama, maka perlu diselesaikan bersama pula,” kata Niki.


KMM sudah berkeliling di 17 LLDikti di seluruh Indonesia, bukan hanya untuk mendorong pelaksanaan MBKM, tetapi juga untuk menciptakan iklim kolaborasi antar para pihak yang berkepentingan. (Yan)



×
Berita Terbaru Update