 |
| Foto : 18 mata rumah dari 3 Soa terlibat dalam acara tutup rumah adat Baileo Negeri piru |
Piru - Globaltimur.com - Adat istiadat adalah bentuk budaya yang mewakili norma, nilai, tradisi, dan kebiasaan bersama dari suatu kelompok, Biasanya, adat istiadat digunakan untuk memandu sikap dan perilaku masyarakat tertentu, dan Di Indonesia, ada beragam adat istiadat yang masih berlaku, salah satunya saat ini yang di lakukan Negeri Piru dalam kegiatan adat tutup atap Baileu atau rumah adat Negeri Hena Hatutelu, Kec. Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat.
Kegiatan tersebut berlangsung sejak pukul 10 : 00 Wit hingga selesai siang tadi, yang melibatkan semua anak cucu Hena Hatutelu yang sesuai pantauan Media ini sebanyak 18 mata rumah dari tiga soa, yang di pimpin lansung oleh Tua Adat Dani Titawano. Jumat 12/04/2024
Proses tutup atap Baileu/Rumah Adat Negri Piru kecamatan Seram Barat Kabupaten Seram Bagian Barat itu berlangsung dengan penuh hikmat, walau terlihat sederhana namun sangat sakral, yang di mulai dari proses Adat oleh Tua Adat Dani Titawano.
Dengan mengarahkan seluruh anak cucu 18 mata rumah dari 3 soa, untuk saling menghargai selama proses tutup atap Baileu Negri Piru berjalan.
Menurut Raja Negri Piru Otis Manupassa saat di temui awak Media ini menjelaskan" pekerjaan ini dimulai dari inisiatif dirinya, yang mana sejak Negeri Piru ini ada sampai masa jabatannya, belum pernah ada Baileu/Rumah Adat. Ungkapnya
Sehingga di katakannya bahwa" untuk itu dirinya berinisiatif mengumpulkan anak - anak adat Negri piru dan membicarakan hal di maksud, dan terjadilah kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan membangun Baileu tersebut. Terangnya
Sementara Ketua panitia pembangunan Baileu Negeri piru kepada Awak Media Globaltimur.com Andy Kikalessy, mengatakan bahwa" hal ini di laksanakan atas inisiatif Raja Piru untuk melakukan pembangunan ini.
 |
| Foto: acara tutup rumah adat Baileo Negeri piru |
Di katakannya" Kebetulan dirinya di percayakan sebagai anak adat Negri Piru untuk menjadi ketua panitia Pembangunan Baileu Negeri piru, sehingga dirinya sangat bangga dengan terlaksananya tutup atap Baileu ini. Jelas Andy
Lanjut-nya" menurut penuturan dari orang tua tua Negri Piru, bahwa mulai dari Negri Piru terbentuk, baru di masa jabatan Raja Otis Manupassa, barulah mulai terfikirkan untuk membangun Rumah Adat Negri piru. Bebernya
Ketika di singgung tentang antusias masyarakat Negri piru dalam hal bahu membahu untuk membangun Baileu/rumah adat ini, menurut ketua panitia, bukan saja masyarakat piru asli tetapi semua stakeholder berupa ipar, mantu, bahkan masyarakat yang sudah berdomisili di Piru pun di libatkan sehingga tidak terkesan bangunan ini hanya milik penduduk asli piru. Ujarnya
Andy menambahkan bahwa" di negeri piru ada 3 Soa dan 18 mata rumah, Yakni soa Hatu rau, Soa Ealiunan, dan Soa Tapi lau, Sedangkan 18 mata rumah masing masing" Mata rumah Titawano, Mata Rumah Pirsouw, mata Leturette/Latumosol, Mata Rumah Kikalessy, Mata Rumah Kukupessy, Mata Rumah Sapa suruh, Mata Rumah Sulipatty, Mata Rumah Salenussa, Mata Rumah Salelua, Mata Rumah Manuputty, Mata Rumah Sepalatu, Mata Rumah Nindatu, Mata Rumah Latusia, Mata Rumah Manupassa, Mata Rumah Lewaru, Mata Rumah Mandaku, Mata Rumah Sulilatu
Masih menurut ketua panitia bahwa" dalam proses kegiatan ini dimulai dari bulan September 2023, proses pembuatan Fondasi, pemotongan kayu, pemuatan kayu dari hutan ke tempat pembangunan, cucu atap dan tiba pada hari ini yakni kegiatan tutup atap, Semuanya ini atas kerja sama Pantia, staf Negeri, Saniri Negeri/BPD, dan para tukang.
Pasalnya" Diharapkan dalam waktu dekat proses pembangunan rumah adat/ Baileu Negeri Piru ini sudah biasa rampung dan bisa di manfaatkan untuk kepentingan adat Negeri Piru. Pungkasnya (Likko)
