Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

SELAMAT DATANG DI MEDIA ONLINE GLOBAL TIMUR NEWS

Iklan

SELAMAT DATANG DI MEDIA ONLINE GLOBAL TIMUR NEWS

Dugaan Penyalahgunaan Mobil Perusahaan Untuk Angkut BBM, PT Spice Islands Maluku Klarifikasi

Rabu, 13 November 2024 | 12:39 WIT Last Updated 2024-11-13T03:40:43Z

Foto : Dugaan Penyalahgunaan Mobil Perusahaan Untuk Angkut BBM, PT Spice Islands Maluku Klarifikasi

SBB
, Globaltimur.com - PT Spice Islands Maluku akhirnya angkat bicara terkait dugaan penggunaan mobil perusahaan untuk pengangkutan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan kapasitas besar di SPBU. 


Head of Operations PT Spice Islands Maluku, Eko Anshari, memberikan klarifikasi mengenai isu ini kepada sejumlah awak media yang datang ke kantor cabang perusahaan di Desa Lohiatala, Kecamatan Kairatu Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, pada Rabu (13/11) pagi tadi. 


Dalam pertemuan yang turut dihadiri oleh Manager HRD Rachmad Hanjaya dan Legal & PR Manager Cicilia Bahtiarti, Eko Anshari menyampaikan terima kasih atas informasi yang diberikan oleh para awak media terkait dugaan penyalahgunaan kendaraan perusahaan. 


Menurutnya, informasi tersebut bisa menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan untuk lebih memperketat pengawasan terhadap operasional kendaraan dan personelnya.


“Kami berterima kasih atas informasi ini. Jika memang ada kendaraan kami yang digunakan untuk mengangkut BBM menggunakan drum, kami akan mempelajari lebih lanjut dan menindaklanjutinya. Sesuai informasi yang kami terima, disebutkan bahwa ada mobil perusahaan yang mengangkut 4 hingga 5 drum BBM per pengangkutan, dengan kapasitas sekitar 200 liter per drum, atau 1 ton per mobil, Jika benar, ini tentu melampaui kebutuhan perusahaan dan bisa jadi merupakan hak masyarakat yang digunakan tidak sesuai,” ujar Eko Anshari.


Eko juga menjelaskan bahwa secara umum operasional perusahaan menggunakan BBM jenis solar, yang diambil langsung dari pemasok industri di Ambon. Namun, ada beberapa mesin kecil seperti mesin akord dan mesin potong rumput yang menggunakan bensin, seperti Pertamax. 


Penggunaan BBM non-subsidi ini pun, menurutnya, sangat kecil—hanya sekitar 100 hingga 200 liter per bulan, yang biasanya diambil dengan jerigen dan hanya dalam jumlah terbatas. Ia menegaskan bahwa jika ada laporan pengangkutan 4 hingga 5 drum Pertamax, kemungkinan besar bukan dilakukan untuk kepentingan perusahaan.


“Kami tidak pernah membeli Pertamax dalam jumlah besar untuk perusahaan. Jika ada yang mengangkut sampai 4 atau 5 drum, besar kemungkinan bukan untuk kebutuhan perusahaan kami. Kami juga biasanya beli menggunakan jerigen, bukan drum. Jadi, kemungkinan besar ada pihak luar atau oknum tertentu yang memanfaatkan mobil kami,” tambah Eko.


Di tempat yang sama, Manager HRD PT Spice Islands Maluku, Rachmad Hanjaya, menyatakan bahwa perusahaan telah beberapa kali menerima laporan terkait penyalahgunaan kendaraan perusahaan oleh oknum-oknum tertentu. Bahkan, beberapa karyawan sudah diberi peringatan terkait hal ini.


“Kami sudah memberikan peringatan kepada beberapa anggota. Memang benar, ada kendaraan perusahaan yang kadang dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, termasuk oknum karyawan sendiri,” jelas Rachmad Hanjaya.


Sebelumnya, awak media menerima laporan dari dua sumber yang menyebutkan bahwa ada mobil perusahaan yang digunakan untuk mengambil BBM di SPBU dalam jumlah besar. Namun, setelah dilakukan pemantauan berulang, awak media belum menemukan bukti pasti mengenai hal ini.


PT Spice Islands Maluku berjanji untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut guna memastikan bahwa seluruh armada perusahaan digunakan sesuai ketentuan, serta meningkatkan pengawasan guna mencegah terjadinya hal-hal yang dapat merugikan perusahaan maupun masyarakat. (Veja)

×
Berita Terbaru Update