Foto : warga Nuruwe dan Hatusua Palang jalan
Nuruwe - Globaltimur.com - Pasca di tutupnya PT. SIM yang berinvestasi di Kabupaten SBB selama kurang lebih lima tahun dalam proses pengelolaan perusahan pisang abaka namun akhirnya di tutup karena terjadi gesekan dengan sekelompok warga masyarakat pada beberapa waktu lalu, membawa dampak perusahan akhirnya di tutup.
Hal ini terungkap saat mana pantauan Media Globaltimur.com di Desa Nuruwe siang ini sekitar kurang lebih 2 jam dari pukul 10 : 00 Wit, hingga 12 : 00 Wit, tepatnya di jalan raya trans Seram Desa Nuruwe, warga Nuruwe palang jalan akibat kecewa.
Akibat kesal warga masyarakat Desa Nuruwe akhirnya blokade jalan dengan sejumlah kayu dari batang pohon dan batu serta ranting pohon lain-nya.
Dalam waktu kurang lebih satu jam lebih, saat jalan di palang, akhirnya hasil koordinasi pihak Pemerintah Desa dan Kapolsek Waisarisa serta pihak Polres yang di pimpin lansung oleh Kabag Ops Polres SBB AKP. Jafar Lessy, akhirnya blokade tersebut di buka.
Hadir dalam koordinasi tersebut Sekda Kab. SBB A. Tuasun yang mengajak warga masyarakat Desa Nuruwe untuk duduk bersama pada balai Desa Nuruwe guna mendengar berbagai keluhan dan saran pendapat terkait keluhan warga saat memblokade jalan.
Dalam pertemuan di balai Desa tersebut, sejumlah warga menyampaikan berbagai keluhan dan tuntutan serta desakan kepada pemerintah daerah dan pihak keamanan serta pihak perusahan PT. SIM.
Warga meminta agar pemerintah darah segera mengambil langkah tegas dan cepat kembalikan perusahan PT. SIM untuk tetap beroperasi melakukan aktifitas di SBB kususnya di daerah Desa Nuruwe San sekitarnya.
Masyarakat selama beberapa tahun warga bekerja pada perusahan tersebut, di dapati sebuah perubahan ekonomi yang sangat siknifikan luar biasa naik, dan terjadi pertumbuhan ekonomi di Kab.SBB.
Warga miskin bisa lebih baik, dan ekonomi berubah, sementara dalam pertemuan tersebut di singgung masalah sengketa lahan antara Desa Nuruwe San Desa Waesamu, yang terjadi beberapa waktu lalu sehingga mengakibatkan terhentinya aktifitas perusahan di daerah tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, Sekda Kab. SBB dalam penyampaiannya menyampaikan banyak terima kasih kepada warga masyarakat uang bisa mengerti dan mau memahami situasi dan kondisi serta bisa berikan rasa kepercayaan pada pemerintah daerah untuk berkoordinasi dengan pihak perusahan untuk tetap jalan.
Kata Sekda" sebenarnya kendala tersebut juga ada pada pihak perusahan yang mana saat perusahan melakukan aktifitas dalam menggunakan lahan tidak berkoordinasi dengan pihak pemerintah daerah, ini adalah kesalahan pihak perusahan. Sebut Sekda
Sekda juga berharap agar warga bisa menahan diri dan berikan waktu dan kesempatan kepada pemerintah daerah, karena itu janji dan juga koordinasi yang sudah di lakukan oleh pemerintah daerah dalam hal ini Pj. Bupati SBB dengan pihak Desa Waesamu.
Blokade jalan ternyata bukan pihak Desa Nuruwe saja namun juga hal uang sama dengan waktu yang sama di lakukan juga oleh pihak Desa Hatusua, melakukan Pemalangan jalan yang sama.
Kabag Ops dan Kapolsek Waisarisa juga mengharapkan agar masyarakat bisa menahan diri dan jangan melakukan hal - hal yang nantinya merugikan diri sandiri dan orang lain, serta perlu jaga keamanan situasi Kamtibmas karena saat ini sedang masuk pada situasi Pilkada.
Hal yang sama di sampaikan Raja Nuruwe Siman Matital yang berharap kepada masyarakat agar bisa menahan diri, jaga kedamaian, dan berikan kesempatan kepada pemerintah daerah untuk menindaklanjuti harapan masyarakat saat ini. Tutur Matital (V374)